17

FanFiction: Please, Don’t Let Her Go (chap 3)

Title: Please, Don’t Let Her Go (chapter 3)

Cast: Seohyun and Kyuhyun.

Genre: Romance, Friendship, Family, Angst.

Type: Series

Author: CK93

Hallo~~~ wehehehe, balik lagi dengan kelanjutan FF super menye menye alay ini -_-vvv part ini itu bener-bener aneh. Mudah2an feelnya dapet. Takutnya ga dapet malah jadi maksa T_T mohon maaf ya kalo part ini bener-bener jelek dan super sinetron (?) Happy reading!! ^^

P.S: selain yang surat, tulisan bercetak miring itu flashback ya hehehe ._.

Sudah satu minggu Seohyun dirawat di rumah sakit, dan sudah tidak terhitung pula berapa kali Kyuhyun datang menjenguk Seohyun. Keadaannya memang sudah cukup membaik. Demamnya sudah turun tapi……. Penyakit sialan itu malah bertambah parah.

“Seohyun, lebih baik kau menjalankan operasi.” Kyuhyun mencoba menasehati Seohyun walaupun lelaki itu tahu, Seohyun pasti tidak akan mendengarkan sarannya, apalagi tentang masalah operasi. Wanita itu ternyata cukup keras kepala untuk hal yang satu itu. Seohyun menatap Kyuhyun tajam. Mengapa lelaki itu masih menyuruhnya menjalankan operasi padahal tahu pasti Seohyun tidak akan pernah melakukannya.

“Seohyun, lebih baik kau ikuti apa kata dokter, kau harus dioperasi.” Kyuhyun mencoba menasehati Seohyun. Seohyun menghentikan aktifitasnya dan menatap Kyuhyun. Gadis itu menggeleng lalu melanjutkan aktifitasnya. Kyuhyun memegang tangan Seohyun dan menariknya duduk di kursi meja makan.

“Kenapa kau tidak mau dioperasi?” kyuhyun mencoba menyelidiki alasan mengapa gadisnya tidak mau dioperasi. Seohyun memutar bola matanya lalu segera beranjak dari kursi dan mengambil kertas serta pulpen. Kyuhyun menatapnya. Apa yang sedang dia tulis? Tak lama gadis itu memberikan kertas itu kepada Kyuhyun, kyuhyun menatap kertas itu sebentar lalu membacanya.

‘Aku sulit menjelaskannya oppa. Apakah oppa tahu resiko operasi itu sangat besar. Aku bisa saja tidak selamat atau mungkin selamat tetapi… memoriku akan hilang. Semuanya. Aku tidak mau hidup tanpa sedikitpun memori di kepalaku. Aku tidak mau menjadi manusia dengan daging dan tulang tanpa ingatan. Karena dengan begitu…. Aku hanya akan menjadi sesosok boneka hidup tanpa ingatan, mungkin? Aku sosok yang melupakan semuanya dan mungkin akan menjadi sosok yang… terlupakan’

 

Kyuhyun mengingat kejadian 3 tahun lalu. Alasan mengapa gadisnya tidak mau menjalankan operasi.

“Oke, baiklah. Aku tahu. Berhenti menatapku sepeti itu, menyeramkan.” Kyuhyun tersenyum mencoba mencairkan suasana. Seohyun kembali berkutat dengan bukunya. Kyuhyun memperhatikan gadisnya. Dia tersenyum simpul, memikirkan betapa beruntungnya dia bisa memiliki gadis itu. Betapa beruntungnya dia bisa menjadi satu-satunya lelaki yang kelak akan menjaga gadis itu nanti. Tapi seketika senyumnya sirna memikirkan apa yang akan terjadi ke depan nanti. Baru memikirkannya saja sudah cukup membuatnya takut, bagaimana jika nanti semua yang dia pikirkan benar-benar terjadi? Lelaki itu tahu, pasti suatu saat nanti akan ada perpisahan. Tapi tidak bisakah Tuhan memberikan waktu yang lebih lama untuknya dan Seohyun? Kyuhyun segera menggelengkan kepalanya, mencoba membuang semua pikiran buruknya.

Dia melihat Seohyun menguap kecil. Dia kembali tersenyum. Waktu memang sudah menunjukan pukul 10 malam.

“Kau mengantuk?” tanyanya. Seohyun hanya mengangguk  lalu segera menutup buku yang dia baca dan menaruhnya di meja di samping tempat tidur.

“Tidurlah. Aku akan tetap disini.” Kyuhyun menyelimuti tubuh Seohyun dan menggenggam tangan sebelah kiri Seohyun. Seohyun tersenyum, dia bergeser ke sebelah kanan sedikit lalu menepuk ruang kosong di atas kasurnya.

“Apa?” Tanya Kyuhyun bingung. Seohyun menarik lengan Kyuhyun pelan, menyuruhnya duduk di atas kasur. Lalu gadis itu segera mengambil kertas dan pulpen di atas meja.

‘Tidurlah disini oppa, temani aku. Sekali ini saja. Oke?’ Kyuhyun membelalakan matanya.

“Apa itu tidak apa-apa Seo?” Tanya Kyuhyun. Seohyun hanya menggeleng sambil tersenyum. Kyuhyun berpikir sebentar.

“Baiklah.”

Sudah jam 11 malam, tetapi Kyuhyun masih terjaga. Seohyun sudah tertidur lelap dalam dekapannya. Sejak Seohyun tidur tadi, Kyuhyun tidak mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari wajah Seohyun. Sudah 1 jam dia menatap wajah Seohyun. Menelusuri setiap inci wajah Seohyun. Mengusapnya pelan dengan jemarinya, berharap gambaran wajah itu tidak akan pernah hilang. Berharap senyuman akan selalu terbingkai di wajahnya. Dengan perlahan Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Seohyun menggeliat sebentar lalu membenamkan wajahnya di dada Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum kecil. Dia mencium puncak kepala Seohyun pelan. Dia membenamkan wajahnya di atas kepala Seohyun sambil memejakman mata. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadisnya. Berharap aroma tubuh gadis itu tidak akan pernah hilang dari penciumannya.

Saat Kyuhyun akan terlelap, handphonenya berdering. Dengan malas dia menggerakan tangannya untuk mengambil handphonenya. Dia mengangkat teleponnya tanpa melihat identitas peneleponnya.

“Yoboseo.” Jawab Kyuhyun malas.

“Dimana kau?” terdengar suara wanita dari seberang sana. Dia kenal betul dengan suara di seberang sana.

“Eomma.” Kyuhyun mendesah pelan. “Ada apa?” lanjutnya sambil beranjak dari kasur dan keluar dari kamar Seohyun.

“Dimana kau? Cepat pulang!”

“Aku masih ada urusan eomma. Tidak bisakah kau tidak mencampuri urusanku sebentar saja?” Kyuhyun bertanya dengan kasar.

“Jangan bilang kau sedang bersama dengan wanita cacat itu?”

“Eomma!” kali ini Kyuhyun berkata dengan cukup keras.

“Apa? Cepat pulang!”

“Eomma, tolong, hargai keputusanku sekarang eomma.” Kyuhyun menurunkan sedikit nada bicaranya.

“Tidak. Aku minta kau pulang sekarang juga!” Ibunya menaikkan sedikit nada suaranya.

“Eomma ak–“ belum selesai Kyuhyun bicara, ibunya sudah memutuskan hubungan teleponnya.

“Aish!” Kyuhyun mendesah pelan. Ia terpaksa pulang, walau bagaimanapun wanita itu adalah Ibunya. Dia tidak bisa melawannya. Dengan perlahan ia membuka pintu kamar Seohyun. Gadis itu masih tertidur lelap. Kyuhyun membetulkan letak selimut Seohyun.

“Maaf. Aku mengingkari janjiku. Aku harus pulang sekarang. Jika tidak Ibuku bisa marah besar.” Kyuhyun berbisik tepat di telinga Seohyun sambil mengelus rambut Seohyun pelan. Sebelum pergi lelaki itu menulis sesuatu dan menaruhnya di atas meja lalu mencium lembut kening Seohyun. Dengan langkah berat dia keluar dari kamar gadis itu.

Seohyun terbangun dari tidurnya saat mendengar suara berisik dari sampingnya. Dia membuka matanya perlahan lalu menghirup oksigen dalam-dalam. Dia melihat ke sampignya dan melihat ibunya sedang sibuk memotong buah. Gadis itu segera bangun dan duduk. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari sosok lelakinya.

“Selamat pagi, Seohyun.” Sapa Ibunya. Seohyun mengalihkan pandangannya ke arah Ibunya. “Ini. Tadi saat eomma sedang membereskan meja, eomma melihat pesan ini.” Lanjut ibunya sambil memberi Seohyun secarik kertas. Seohyun mengambil kertas itu bingung lalu membacanya.

Selamat Pagi Gadisku,

Seohyun ku, maaf aku harus pulang.

Maaf aku mengingkari janjiku semalam. Aku ada sedikit urusan dengan Ibuku.

Ingat, jangan lupa sarapan dan jangan membuat ibumu cemas.

 

-Suami masa depanmu, Cho Kyuhyun-

 

Seohyun tersenyum kecil saat membaca pesan itu.

“Dari Kyuhyun?” ibunya bertanya. Seohyun hanya mengangguk sambil terus memandang kertas itu. Dia segera mengambil buku catatannya yang selalu dia bawa kemana-mana lalu menyelipkan kertas itu dalam bukunya. Dia membuka-buka buku catatannya. Buku itu, gudang kenangannya bersama Kyuhyun. Semua yang telah terjadi selama 4 tahun tertulis disitu. Perjalanan hidupnya bersama Kyuhyun. Seohyun menutup buku itu lalu memeluknya erat. Ibunya yang melihat tingkah anak semata wayangnya hanya bisa tertawa.

Seohyun masih menunggu kedatangan Kyuhyun. Sudah jam 4 sore tetapi Kyuhyun belum datang juga. Gadis itu hanya menatap keluar jendela. Hujan sedang turun dengan deras. Gadis itu membuang napasnya panjang. Dia kembali bergulat dengan pikirannya. Masih memikirkan bagaimana kehidupan dia ke depannya. Bagaimana dengan Kyuhyun? Dia ingin lelaki itu bahagia dan hidup normal, tapi disisi lain dia tidak bisa melepaskan lelaki itu begitu saja. Kyuhyun…. Oksigennya, penopangnya, dan mataharinya. Bagaimana dia bisa hidup tanpa Kyuhyun di sampingnya? Tapi dia juga tidak bisa mengikat lelaki itu untuk terus mendampinginya. Bagaimana Kyuhyun akan dipandang jika dia terus bersama Seohyun? Seandainya pada hari itu dia tidak bertemu dengan Kyuhyun, mungkin keadaannya tidak akan serumit sekarang. Seandainya jika dia mengabaikan Kyuhyun saat itu, semua akan tetap berjalan normal. Inilah resiko jika dia jatuh cinta. Dia tidak ingin merasa terikat oleh orang lain, karena jika suatu saat dia harus melepasnya, dia tidak akan bisa. Semua akan terasa sulit. Jatuh cinta, itu bukan keinginannya. Apalagi pria itu adalah Kyuhyun. Seohyun beranjak dari kasurnya, mengambil selembar kertas dan pulpen. Dia menuliskan sesuatu di atas kertas itu sambil menahan tangisnya. Setelah beberapa menit dia menulis dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kemudian dia menekuk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya kesana. Dia menangis. Dia sudah mengambil pilihan. Bukankan harus ada sesuatu yang dikorbankan jika kita mau mengambil suatu pilihan?

Kyuhyun berlari dengan tergesa-gesa di koridor rumah sakit. Tubuhnya basah kuyup. Sambil berlari, dia berulang kali melihat jam tangannya.

“Sial. Jika tadi  eomma tidak menahanku mungkin aku sudah dari tadi sampai di rumah sakit ini.” Gumamnya. Dia berhenti tepat di depan pintu kamar Seohyun. Sebelum masuk, dia membungkukan badannya sebentar sambil memegang lututnya. Mencoba mengatur napasnya. Setelah itu dia membuka pintu kamar Seohyun. Seohyun yang sedang diam sambil menatap keluar jendela otomatis mengalihkan pandangannya. Gadis itu tersenyum ketika melihat Kyuhyun. Orang yang dari tadi dia tunggu akhirnya datang juga. Tapi senyum itu sirna seketika saat melihat Kyuhyun basah kuyup. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, mencari handuk. Matanya tertuju dengan sapu tangan di atas meja. Kyuhyun datang menghampiri Seohyun, lalu segera menarik kursi tepat di samping kasur Seohyun.

“Maaf, aku terlambat ya?” tanyanya dengan napas yang tersengal-sengal. Seohyun menggeleng.

“Tadi ada sedikit masalah di rumah. Kau tahu kan bagai–” ucapan Kyuhyun terputus ketika lengan Seohyun dengan lembut membersihkan wajah Kyuhyun yang basah. Pria itu menatap Seohyun kaget. Seohyun hanya tersenyum sambil menatap Kyuhyun. Tangannya dengan perlahan terus mengusap lembut wajah dan rambut pria itu yang basah dengan sapu tangan miliknya. Kyuhyun terus menatap Seohyun lembut. Menikmati sentuhan lembut Seohyun ke setiap inci wajahnya. Pria itu berharap, saat-saat seperti ini tidak akan pernah berakhir. Dia berharap Tuhan memperlambat waktu saat itu juga atau lebih baik lagi jika Tuhan menghentikan waktu pada saat itu. Seohyun selesai membersihkan wajah Kyuhyun dan segera menaruh sapu tangannya ke tempat semula. Dia melihat Kyuhyun masih tidak berkedip dan terdiam di tempatnya. Seohyun tertawa gemas lalu dengan perlahan dia mencubit pelan hidung Kyuhyun. Kyuhyun terperanjat sebentar. Pria itu menatap Seohyun lalu tersenyum lagi.

“Terimakasih.” Katanya. Dan pada saat itu dia baru sadar, ada yang aneh dengan gadisnya hari ini. Matanya agak sembab dan terlihat kelelahan. Apakah gadisnya tidur dengan baik?

“Kau baik-baik saja?” pertanyaan Kyuhyun sontak membuat Seohyun kaget. Gadis itu terdiam sebentar lalu mengangguk sambil tersenyum. Kyuhyun tahu, pasti ada sesuatu yang Seohyun sembunyikan. Dia tahu, ada segurat kecemasan dari mata Seohyun. Tapi lelaki itu lebih memilih untuk diam.

Seohyun kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur. Kyuhyun masih menatapnya intens, lalu dia mengelus puncak kepala Seohyun lembut. Seohyun perlahan memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Kyuhyun…. Untuk terakhir kalinya. Air matanya turun tanpa dia sadari. Kyuhyun yang melihat itu sontak merasa kaget. Ternyata benar, feelingnya tidak salah. Memang ada yang aneh dengan gadisnya. Dengan perlahan jemarinya menyentuh kedua sisi wajah Seohyun lalu dengan lembut kedua ibu jarinya mengusap lembut air mata Seohyun. Kyuhyun berdiri lalu membungkukan sedikit badannya, kemudian dia merengkuh tubuh kurus Seohyun dan mendekapnya ke dalam pelukannya. Tubuh Seohyun terangkat sedikit, lalu gadis itu mengalungkan kedua tangannya di leher Kyuhyun. Tangisnya pecah seketika. Kyuhyun semakin mempererat pelukannya. Tiba-tiba pria itu ikut menangis. melihat gadisnya terluka tentu saja membuat dia sedih. Seohyun semakin membenamkan wajahnya ke dada bidang Kyuhyun. Baju yang Kyuhyun pakai saat itu menjadi sedikit basah. Setelah agak tenang, Seohyun melepaskan pelukan Kyuhyun. Lalu gadis itu membuka laci meja di samping tempat tidurnya dan mengambil sebuah surat dengan amplop putih. Seohyun menatap surat itu sebentar, dia menarik napasnya dalam lalu menghembuskannya pelan, setelah yakin, dia memberikan surat itu kepada Kyuhyun. Kyuhyun yang merasa bingung hanya bisa menautkan kedua alisnya, lalu mengambil surat itu. Saat pria itu akan membuka amplopnya dan membaca suratnya, Seohyun menahannya. Kyuhyun menatap Seohyun, gadis itu hanya menggeleng pelan.

‘Pulanglah oppa, buka surat itu saat kau sudah sampai di rumah nanti. Jangan buka surat itu sekarang.’ Tulisnya. Kyuhyun yang membacanya merasa bingung, kenapa tiba-tiba? Perasaannya tidak enak, ada yang sedikit, tidak, bukan sedikit, tapi banyak yang mengganjal di pikirannya tentang perilaku Seohyun hari ini. Seohyun sedikit mendorong tubuh Kyuhyun agar pria itu segera keluar dari ruangannya dan pulang. Kyuhyun yang merasa enggan sedikit menahan tubuhnya. Meminta penjelasan dari sorot matanya. Tapi Seohyun membalas sorot mata Kyuhyun dengan tatapn yang lebih menyakitkan hati Kyuhyun. Pria itu menyerah, mencoba mengalah untuk gadisnya. Saat pria itu membuka pintu, dia membalikkan badannya sebentar untuk melihat Seohyun. Gadis itu hanya tersenyum lemah lalu menggerakan kepalanya, menyuruh Kyuhyun untuk pergi. Dengan langkah gontai, Kyuhyun keluar dari kamar Seohyun dan segera berjalan ke arah parkiran mobil di luar.

Kyuhyun duduk di dalam mobil, saat dia baru saja mau membuka surat dari Seohyun, handphonenya bergetar.

“Ah.” Dia mendesah kecil. Dengan enggan, dia merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya. Saat melihat identitas peneleponnya, lelaki itu mendesis.

“Ada apa eomma?” tanyanya dingin.

“Cepat pulang. Kau berjanji kau akan pergi sebentar. Sekarang sudah hampir 1 jam. Cepat pulang.” Paksa Ibunya.

“Eomma….. sebentar lagi saja.” Jawabnya memelas.

“Tidak. Cepat pulang sekarang.” Kyuhyun hanya bisa menuruti apa kata Ibunya. Dia menutup sambungan teleponnya lalu menaruh surat yang diberi Seohyun di jok penumpang. Dia segera menyalakan mesin mobilnya dan pergi.

**

Sampai di rumah, Kyuhyun langsung berjalan menuju kamarnya. Tanpa berganti baju, pria itu langsung menghempaskan tubuhnya di kasur sehingga menimbulkan suara bedebam kecil. Dia menatap surat yang diberi Seohyun lalu membuka amplopnya. Dengan ragu, dia membuka lipatan surat itu lalu membacanya.

Annyeong, Kyuhyun ku. Bagaimana keadaanmu sekarang? Haha bodoh, kenapa aku bertanya begitu ya. Jelas-jelas tadi kita baru saja bertemu. Kyu… tidak terasa sudah 4 tahun kita bersama. Sungguh, aku benar-benar beruntung bisa mengenalmu. Sungguh aku benar-benar beruntung bisa memiliki mu. Pribadi mu yang hangat, itu benar-benar menyenangkan.

 

Kyuhyun tersenyum ketika membacanya. Dia menarik napasnya pelan lalu kembali melanjutkan membaca surat itu.

Bagaimana bisa wanita cacat sepertiku menarik hatimu? Tidak ada yang lebih membahagiakan di dunia ini ketika tahu bahwa kau mencintaiku, tulus, dengan segenap hatimu. Tapi…. Tahukah kau Kyu ada saat dimana aku merasa aku tidak akan terus bisa bersama mu? Ada saat aku merasa mungkin sebentar lagi aku akan pergi meninggalkanmu. Kyu, aku mohon, carilah wanita yang lebih baik dariku. Carilah wanita yang bisa menjamin kebahagiaanmu. Lepaskanlah aku Kyu. Aku melepasmu bukan berarti aku tidak mencintaimu. Sungguh, aku benar-benar mencintaimu Kyu. Kau oksigenku, penopangku, malaikatku, pusat kehidupanku berputar. Tapi, Tuhan sepertinya hanya memberikan kita dua pilihan:

1.      Aku yang melepasmu

2.      Kau yang melepasku

Aku memilih nomor satu, karena dengan begitu kau akan melaksanakan pilihan yang ke dua.

 

Air mata Kyuhyun menetes begitu saja. Dia terisak pelan. Tangan sebelah kanannya menutup mulutnya, menahan isakan tangisnya agar tidak pecah, tapi percuma. Perasaannya benar-benar kalut sekarang. Bagaimana bisa dia melepaskan kunci kehidupannya pergi begitu saja? Keberadaan dia untuk gadis itu tidak jauh berbeda dengan keberadaan gadis itu untuknya. Bahkan lebih penting. Dia meremas pelan ujung kertas surat itu. Pria itu dengan jelas bisa melihat bercak air mata Seohyun yang jatuh dan membuat tintanya menjadi luntur. Dengan napas yang berat dia kembali membaca surat itu.

Malaikatku, matahariku, oksigenku, terimakasih. Terimakasih karena kau sudah mencintaiku. Terimakasih karena kau sudah mau menjadi pendampingku selama 4 tahun. Terimakasih karena kau sudah mau menjadi cahaya untukku. Terimakasih kau sudah mau menjadi napas bagiku. Terimakasih…. Atas segalanya Cho Kyuhyun.

 

Saranghae… jeongmal saranghae…..

 

-Yang selalu mencintaimu, Seo Joo Hyun.-

 

Huah, makasih buat yang udah mau baca FF ini apalagi comment :’’’’) mungkin 2 part lagi FF ini bakal tamat, doakan aja ya~~~ hehehe. Di part ini sedihnya kerasa gak sih? Aku pesimis sekali sama part ini -_- maaf ya kalo mengecawakan *bow*

16

FanFiction: Will You Marry Me?

Title: Will You Marry Me?

Cast: Seohyun, Kyuhyun, All SJ member, All SNSD member.

Genre: Romance, Friendship.

Type: Oneshoot.

Author: CK93

Akhirnya berhasil bikin FF oneshoot XD hahaha. FF aku yg ini ceritanya pasaran, maaf ya *bow* mudah-mudahan ga begitu mengecewakan dan mudah-mudahan feelnya dapet XD hehehe, happy reading!

“Kyu berhentilah mondar-mandir seperti itu.” Seorang lelaki berkata dengan mukanya yang sedikit sinis dan tangannya yang dilipat di dada. “Ah, Hyung, aku tidak bisa tenang. Coba kau yang sekarang ada di posisiku, ugh.” Kyuhyun masih berjalan mondar-mandir dan bedanya sekarang dia mengacak rambutnya frustasi. “Oh Tuhan, tolong tenanglah Kyu. Aku yakin dia akan menerimanya.” Lelaki lain datang dan berusaha menenangkan Kyuhyun. “Ah! Leeteuk Hyung dan Sungmin Hyung percuma kalian berbicara begitu, hatiku tetap tidak tenang. Bagaimana jika ternyata dia menolaknya? Aaaaaah, aku stress!” Kyuhyun berhenti sebentar lalu mengacak rambutnya –lagi– frustasi. “Tenang Kyu, Tuhan pasti akan memberi jalan yang terbaik untukmu. Kau sebaiknya sekarang berdoa saja dulu.” Siwon datang dengan memegang alkitab di tangannya dan tersenyum lembut kepada Kyuhyun. “Siwon Hyung! Aku tidak butuh ceramahmu saat ini, dan aku sudah berdoa dengan khusyuk semalam.” Kyuhyun berkata sinis. “Tenang Kyu, jika kau uring-uringan seperti ini bagaimana acaranya bisa lancar?” Shindong datang dan berkata dengan tenang. Sekarang ruangan itu sudah dipenuhi dengan banyak lelaki yang berpakaian rapi. “Ayo tarik napasmu lalu buang dengan perlahan.” Eunhyuk berkata berlagak seperti pelatih… yoga, mungkin? Kyuhyun mengikuti saran Eunhyuk. “Haahh, baiklah. Aku sudah siap!” Kyuhyun berkata dengan lantang sambil mengangkat sebelah tangannya. Sang leader tentu saja tersenyum melihat maknaenya benar-benar bersemangat sekarang, “Baiklah. Semua sudah siap?” sang leader berteriak. “Siap Adjusshi!!” teriak member lain bersemangat, setelah itu mereka tertawa kecil. Leeteuk membelalakan matanya dan mulutnya menganga. “Ya! Berani-beraninya kalian! Ah, kau Kim Heechul, umurmu tidak beda jauh denganku!!”

~~

“Eonnie kita mau kemana?” tanya seorang gadis yang sedang diseret oleh delapan orang gadis lainnya. “Kau ikuti saja kami, oke?” sang leader berkata sambil tersenyum manis diikuti dengan anggukan member lainnya. “Seohyun, tenanglah kau tidak akan kami kuliti kok.” “Tapi yoona onn–” “Kau diam saja oke.” wanita yang dipanggil Yoona memotong perkataannya sebelum dia sempat menyelesaikan perkataannya. Akhirnya Seohyun hanya mengangguk pasrah, dia berpikir dia tidak mungkin dapat melawan kedepalan gadis itu sendirian. Tak lama mereka berjalan Seohyun mengangkat sebelah alisnya bingung. “Gereja?” Tanya Seohyun sambil menghentikan langkahnya lalu menatap kedepalan gadis di hadapannya. “Untuk apa kita kesini?” dia bertanya tapi kedelapan gadis lainnya hanya tersenyum dan kembali menyeretnya masuk. “Aaaaaa eonnie!! Ini termasuk kekerasaan dan pemaksaan. Eommaaaa tolong aku!!” sang gadis meronta-ronta lalu berteriak tidak jelas. Kedelapan gadis itu hanya tertawa sambil saling berpandangan.

~~

Seohyun masuk –dengan terpaksa– ke dalam gereja setelah dipaksa oleh teman-temannya tentunya. Dia kaget dengan pemandangan di depannya. Untuk apa para anggota Super Junior di sana? baiklah, dia memang sudah berpacaran dengan maknae Super Junior itu selama hampir 3 tahun, tapi untuk apa mereka sekarang berkumpul disini? Dan lagi kekasihnya tidak terlihat ada di dalam gereja. Dia berjalan dengan perlahan dan member Super Junior yang lain hanya menatapnya sambil tersenyum. Semuanya telihat tampan dengan tuxedo mereka yang berwarma hitam. Pikirannya kosong, dia benar-benar bingung dengan keadaan di depannya. Tak lama dia berjalan tiba-tiba ada suara piano yang berdenting. Dan betapa kagetnya dia saat para anggota Super Junior dan SNSD tiba-tiba bernyanyi.

[Eunhyuk] Love oh baby my girl
Geudaen naui jeonbu neunbushige areumdaun

Naui shinbu shini jushin seonmul

Haengbokhangayo geudaeui ggaman nuneseo nunmuri heureujyo
Ggaman meori pappuri dwol ddaeggajido

Naui sarang naui geudae saranghal guhseul na maengsehalgeyo

Gadis itu menatap Eunhyuk yang sekarang sedang bernanyi dengan mata yang terbalalak.

[Sungmin & Jessica] Geudaereul saranghandaneun mal pyuhngsaeng maeil haejugo shipuh

Would you marry me? Neol saranghago akkimyeo saragago shipuh

Pandangannya beralih lagi kepada kedua orang yang sedang bernyanyi sekarang. Seohyun memegang ujung mini dress putihnya dengan erat. Dia menatap Yoona dan mencoba bertanya dengan matanya. Yoona hanya tersenyum. Seohyun mendengus dan kembali berjalan, kenapa jalan ini terasa begitu jauh?

[Kangin & Taeyeon] Geudaega jami deul ddaemada nae pare jaewuhjugo shipuh
Would you marry me? Iruhn naui maeum huhrakhaejullae?

 

Dia menghentikan langkahnya lalu menatap kedua orang yang sedang bernyanyi sekarang. Dia memilih untuk berhenti dan mencoba mencari penjelasan lewat matanya. Tapi anggota Super junior dan SNSD masih terus melanjutkan nyanyiannya.

[All SJ member] Pyuhngsaeng gyuhte isseulge

[All SNSD member] I do

[All SJ member] Nuhl saranghaneun guhl

[All SNSD member] I do
[All SJ member] Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh

[All SNSD member] I do
[All SJ member] Nuhreul jikyuhjulge

[All SNSD member] My love

 

Gadis itu mengedarkan pandangannya, melihat keadaan di hadapannya. Apa yang sedang orang-orang di hadpannya ini lakukan? Dia terus berpikir tapi tetap bingung. Dan jantungnya hampir melompat keluar ketika mendengar suara seseorang, lelaki itu…… Cho Kyuhyun.

[Kyuhyun] Orae juhnbutuh nuhreul wihae junbihan
Nae sone bitnaneun banjireul badajwuh

Oneulgwa gateun maeumeuro jigeumui yaksok giuhkhalge
Would you marry me?

 

Pandangannya sekarang terpaku dengan sosok lelaki yang sedang berdiri di depan altar menggunakan kemeja dan tuxedo berwarna putih, bahkan celana sampai sepatunya pun berwarna putih. Lelaki itu tersenyum dengan lembut. Seohyun sudah mulai mengerti dengan keadaannya sekarang. Tapi dia tetap menahan napasnya, entah kenapa rasanya dia tidak sanggup bernapas pada saat itu juga, saat lelaki itu bernyanyi dan tersenyum kepadanya. Matanya mulai basah, dia berjalan dengan perlahan ke hadapan lelakinya itu. Senyum mengembang di wajahnya dan ternyata matanya memang sudah tidak kuat membendung air matanya lagi dan akhirnya semua itu tumpah. Alunan lagu Marry U masih terus menggema.

 

[All SJ member] Himdeulgo uhryuhwuhdo

[All SNSD member] I do

[All SJ member] Neul naega isseulgge

[All SNSD member] I do
[All SJ member] Woori hamggehaneun manheun nal dongan

[All SNSD member] I do

[All SJ member] Maeil gamsahalge

[All SNSD member] My love

 

Permainan piano berhenti pada saat itu juga. Dia sudah sampai di depan altar, tepat di hadapan lelakinya yang sedang tersenyum menatapnya. Lelaki di hadapannya menarik napasnya sebentar lalu membuangnya, dan piano berdenting sekali lagi dan lelaki di hadapannya –Cho Kyuhyun– kembali menyanyikan satu bait lagu terakhirnya sambil menatap Seohyun dan mengambil sebuah kotak di dalam saku celananya lalu membukanya tepat di hadapan Seohyun.

Nawa gyeolhanhaejullae?

(Will you marry me?)

 

Gadis itu benar-benar menahan napasnya kali ini. Jantungnya tidak berhenti berdetak, malah sekarang berdetak dengan sangat cepat. Seohyun terdiam sebentar lalu tersenyum dan menjawab “I do.”

Ruangan hening sebentar dan tak lama terdengar suara sorak sorai membahana di dalam gereja itu. “Kyuhyun!!! Selamat!!!” teriak sang leader kepada maknaenya itu sambil tertawa lebar dan menepukkan tangannya. Sementara Kyuhyun sang pemeran utama lelakinya masih tetap diam tidak berkedip menatap wanita di depannya. Rasanya…. Seperti mimpi. Wanita yang sudah menjadi kekasihnya selama hampir 3 tahun itu menerima…. Lamarannya? Seohyun hanya tertawa kecil melihat lelaki di hadapannya yang diam tak berkutik dan dengan tiba-tiba gadis itu memeluk lelaki di hadapannya dengan lembut. Kyuhyun terkesiap, tersadar dari lamunannya dan dia tertawa pelan, air matanya jatuh. Dia membalas pelukan Seohyun dan mengusap punggung wanita itu. “Terimakasih, Seohyun.” Kyuhyun semakin mempererat pelukannya, tubuhnya bergetar menahan rasa senangnya yang bisa saja meledak saat itu juga. Dia mengangkat tubuh gadis di dalam dekapannya dan memutar-mutarkan tubuhnya. “AAAA AKHIRNYA!!!” teriaknya. Seohyun hanya tertawa dan mengeratkan lengannya di leher Kyuhyun. Kyuhyun menurunkan Seohyun dan melepaskan pelukannya, sekarang dia menggenggam erat kedua lengan Seohyun dan memasangkan sebuah cincin di jemari mungil Seohyun. Dia mendekatkan kepalanya ke arah Seohyun. Semakin dekat….. semakinn dekat…. Saat hidung mereka sudah saling bersentuhan…. “Chukkae Kyuhyun!! Chukkae Seohyun!!!” teriak semua anggota Super Junior dan SNSD. Otomatis mereka berdua segera menjauhkan diri mereka. “Ah!! Kalian semua mengganggu!!” kata Kyuhyun sinis. “Apa?! Sialan kau maknae!” sang leader memukul kepala Kyuhyun pelan, “Chukkae.” Leeteuk melanjutkan kalimatnya lalu tersenyum tulus. Kyuhyun menatap Leeteuk lalu tersenyum lembut, “Terimakasih Hyung.” “Kyaaa!! Seohyun!! Kau…!! Ah! Bahkan aku yang tertua pun belum ada yang melamar.” Taeyeon berkata sambil memeluk Seohyun. “Hahaha, sebentar lagi juga pasti aka nada yang melamarmu eonnie. Hwaiting!” Seohyun berkata sambil mengepalkan kedua lengannya ke atas, mencoba menyemangati Taeyeon. Mereka berdua saling bertatapan dan akhirnya tertawa.

~~

“Seohyun, kau ingin dilamar seperti apa?”

“Eum….. bagaimana ya? Aku ingin dilamar di gereja dengan aku menggunakan mini dress putih dan sang lelaki menggunakan pakaian serba putih. Lalu….. aku ingin dinyanyikan lagu Marry U.”

“Begitukah? Akan kucatat kata-katamu itu di dalam otak ku.”

 

 

 

 

5

FanFiction: Please, Don’t Let Her Go (chap 2)

Title: Please, Don’t Let Her Go (chapter 2)

Cast: Seohyun and Kyuhyun.

Genre: Romance, Friendship, Family, Angst.

Type: Series

Summary: Tuhan, tolong berikan dia waktu yang lebih lama lagi untuk bersamaku.

Author: CK93

Ehehehe halloooo~~~ ini part 2 nya kkkk~~ part 2 ini aku bikin dengan susah payah setelah memutar otak dan kembali berpikir tentang ide buat part 3 -_- mudah-mudahan di part 2 ini ga mengecewakan dan feelnya dapet 😐 jujur aku sebenernya agak kurang PD dengan FF ini (dan FF lainnya-_-) maaf ya kalo jelek, ini pertama kalinya aku bikin FF tentang orang bisu dan penyakitan ._. hehehe. Jadi mohon di koreksi kalo ada yg salah, dan aku mohon reder bisa memaklumi pilihan bahasa aku yg bener-bener berantakan. Maklum aku bkn orang yg puitis dan pandai memilih bahasa hehehe -_- ya udh dari pada nunggu, silahkan naca FF ini 😀

Kyuhyun masih berlari dengan napas yang tersengal-sengal, dia sudah mencari ke semua tempat yang dia tahu, tapi hasilnya nihil. Saat dia melewati taman dekat rumah Seohyun, dia melihat tumpukan salju, dia berjalan mendekati tumpukan salju itu, dan matanya terbelalak, kaget. Tubuhnya menegang. Dia melihat tubuh Seohyun tergeletak di tumpukan salju itu. Tubuh gadis itu hampir saja terkubur dengan tumpukan salju. “Seohyun!” Kyuhyun segera menggali tumpukan salju itu dan mengangkat tubuh Seohyun. Seohyun membuka matanya. “Seohyun? Kenapa kau tiduran di tengah tumpukan salju ini?! Kau sudah gila?!” Kyuhyun menggiring Seohyun menuju kursi kecil di taman itu. Seohyun hanya menundukan kepalanya lemah. “Duduklah dulu, aku akan membeli minuman hangat.” Kyuhyun berkata sambil berlari meninggalkan Seohyun yang sudah duduk di kursi. Tak lama, Kyuhyun datang membawa segelas kopi hangat di tangannya. “Minumlah.” Kyuhyun menyodorkan gelas itu kepada Seohyun. Seohyun mengangkat kepalanya, lalu mengambil kopi itu dan membungkukan kepalanya. Kyuhyun duduk di sebelah Seohyun, keadaan hening sebentar, hanya terdengar suara kendaraan yang sesekali lewat. Seohyun menyeruput kopinya lalu menghembuskan napasnya. Kyuhyun menatap Seohyun, dan secara tiba-tiba Kyuhyun mengambil gelas yang sedang dipegang Seohyun, lalu menaruh gelas itu disampingnya. Kyuhyun menarik kedua lengan Seohyun, mengusap-ngusapnya dengan tangannya dan meniupnya lembut. “Dingin? Tanganmu merah sekali.” kata Kyuhyun lembut. Seohyun hanya menggelengkan kepalanya, tapi Kyuhyun tahu, wanita di depannya ini sedang berbohong. Jelas-jelas dia dapat melihat bibir wanita di depannya yang sudah membiru dan tubuhnya tidak berhenti menggigil. Kyuhyun berdiri secara tiba-tiba dan menarik lengan Seohyun yang tadi dipegangnya. Seohyun ikut berdiri dan menatap Kyuhyun. Seohyun menatap Kyuhyun bingung. “Kau harus pulang. Apa kau tahu ibumu benar-benar khawatir dengan keadaanmu? Berhentilah membuat aku cemas Seohyun. Kau tahu, saat ibumu meneleponku dan berkata bahwa kau hilang dan belum pulang ke rumah, jantungku hampir berhenti berdetak. Kau harus janji, jangan pernah membuat ku khawatir lagi, oke?” Kyuhyun berkata lembut dan mengangkat jari kelingking sebelah kanannya. Seohyun mengangguk lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum lalu mengacak rambut Seohyun pelan. Kyuhyun menarik lengan Seohyun lembut, “Mari pulang.” Kata Kyuhyun. “Ah iya, kenapa tadi kau mengubur tubuhmu di salju?” Kyuhyun lanjut bertanya. Seohyun diam, lalu mengambil handphonenya dan mengetikkan sesuatu. Setelah selesai mengetik dia memberikan handphonenya kepada Kyuhyun. ‘Aku hanya berusaha mendinginkan pikiranku saja. Aku sangka dengan menguburkan diri di salju pikiran kita bisa ikut dingin.’ Kyuhyun mengernyit bingung membaca tulisan di hadapannya. Kyuhyun lalu mengalihkan pandangannya kepada Seohyun. “Astaga! Kau itu terlalu polos atau apa sih? Sejak kapan menguburkan diri di salju itu menjadi salah satu tips untuk membuat pikiran kita dingin? Ckck.” Kyuhyun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengembalikan handphone Seohyun. Seohyun diam setelah habis diceramahi Kyuhyun. “Wow tanganmu benar-benar dingin.” Kyuhyun berkata kaget lalu menggenggam lengan Seohyun dan memasukkanya ke dalam saku mantelnya. Seohyun terperanjat kaget. Dia diam dan menahan napasnya sebentar. Dia merasa jantungnya bisa saja lompat keluar saat itu juga. Rasanya, tubuhnya benar-benar hangat saat itu. Mereka jalan dalam diam, hanya terlihat asap yang mengepul keluar dari mulut mereka.

 

Kyuhyun tersenyum mengingat pertemuannya dengan Seohyun. Gadis itu adalah salah satu harta berharganya yang tidak bisa tergantikan. Gadis itu adalah oksigennya, pusat kehidupannya berputar. Hanya eksistensi gadis itu yang benar-benar bisa membuatnya bertahan sampai sekarang. Dia tidak tahu kenapa dia bisa begitu mencintai Seohyun, atau…… lebih tepatnya tergila-gila? Dia tahu ibunya pasti akan menentang hubungannya dengan Seohyun, tapi Kyuhyun tetap tidak mau melepaskan Seohyun dari kehidupannya. Dia tidak mau merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang benar-benar dia cintai untuk kedua kalinya. Dia sudah cukup gila dengan hidup tanpa Ayah selama 10 tahun. Dan sekarang dia tidak mau kehilangan Seohyun. Setelah larut dengan pikirannya sendiri, Kyuhyun perlahan memejamkan matanya. Tubuhnya dan pikirannya benar-benar lelah saat ini. Dan akhirnya dia terlelap.

~~

                Seohyun masih diam di atas tempat tidurnya, cuaca yang dingin membuat dia malas bergerak ditambah dengan kepalanya yang tidak berhenti berdenyut dari tadi. Pikirannya melayang kepada sosok lelaki yang sudah menemaninya selama 4 tahun ini, Cho Kyuhyun. Dia tidak mengerti kenapa lelaki itu bisa tetap bertahan di sampingnya. Dia tampan, kaya, pintar, apa yang tidak dia miliki? Banyak wanita cantik dan lebih baik darinya yang menunggu Kyuhyun. Dia ingin Kyuhyun hidup normal –setidaknya tidak berhubungan dengan wanita cacat– dia sangat mencintai Kyuhyun tapi dia takut bagaimana jika dia pergi lebih dulu meninggalkan Kyuhyun? Kyuhyun pasti akan sangat menderita. Dia hanya ingin….. lelaki itu bahagia. Seohyun memejamkan matanya, mencoba berpikir, tetapi hanya jalan buntu yang dia temukan, dan ternyata malah semakin membuat kepalanya berdenyut. Dia mengambil obat di samping tempat tidurnya, lalu meneguknya. Seohyun tersiksa dengan penyakitnya, kadang dia berpikir kenapa Tuhan memberinya cobaan seperti ini? Sempat terlintas di benaknya untuk mengakhiri hidupnya, tapi dia teringat dengan ibunya yang akan hidup sendirian jika dia pergi. Ayahnya sudah meninggal sejak Seohyun berumur 12 tahun, dan tragedi itu lah yang membuatnya bisu sampai sekarang. Dia segera beranjak perlahan dari kasurnya lalu mengambil mantel dan syalnya yang tergantung di belakang pintu dan berjalan keluar dengan sempoyongan. Rumahnya sepi. Dia tidak melihat tanda-tanda Ibunya sedang berada di rumah. Dia berjalan menuju pintu dan berjalan keluar menuju taman dekat rumahnya. Dia menatap gundukan salju di depan matanya, pikirannya melayang dengan kejadian 3 tahun lalu. Dulu dia pernah menguburkan dirinya di gundukan salju ini lalu setelah itu dia di ceramahi habis-habisan oleh Kyuhyun. Sejak saat itu dia tidak pernah melakukan hal itu lagi, tapi untuk sekarang…… dia ingin melakukannya lagi. Dengan perlahan dia membaringkan tubuhnya di atas gundukan salju itu dan memejamkan matanya. Dia berharap dengan cara ini dia bisa menemukan jalan keluar dari masalahnya. Dia berbaring selama hampir 20 menit. Tak lama dia kembali membuka matanya, tubuhnya benar-benar kedinginan. Dia segera berdiri dan menatap kosong jalanan. Rambut panjangnya kotor dengan salju-salju yang menempel. Tubuhnya menggigil. Akhirnya dia berjalan pulang ke rumahnya. Saat membuka pintu rumahnya dia melihat ibunya sudah duduk di sofa ruang tengah segera berlari menghampirinya. “Seohyun?!!” Ibunya berkata panik melihat keadaan anaknya. Bibirnya bergetar dan terlihat sudah membiru, matanya terlihat lelah dan tubuhnya menggigil hebat. Ibunya segera memapahnya ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur. Ibunya memegang kening Seohyun dengan punggung tangannya, “Astaga! Kau demam!” ibunya berkata panik –lagi– dan segera berlari keluar mengambil alat kompres dan obat-obatan. Seohyun hanya diam, kepalanya benar-benar pusing dan sudah berdenyut hebat. tak lama, semuanya menjadi hitam.

~~

Seohyun membuka matanya, bau ini sudah tidak asing. Bagaimana tidak? Dia sudah bolak-balik ke tempat ini setidaknya hampir sebulan sekali, mungkin, atau lebih? Dia melihat ibunya sedang duduk memegang tangannya sambil menangis. Dia menatap ibunya lemah. “Seohyun, bagaimana keadaanmu sekarang? Masih sakitkah?” Ibunya bertanya lembut. Seohyun menggeleng lemah. Ibunya menghembuskan napasnya lega. “Kenapa kau tidak mau di operasi?” Seohyun hanya menatap ibunya dengan tatapan memelas. Ibunya mendesah. “Ah baiklah, eomma sudah bosan membaca alasanmu itu. Sekarang eomma hanya bisa menuruti kemauanmu.” Ibunya berkata lemah, Seohyun hanya tersenyum.Tak lama terdengar suara pintu yang dibuka dengan kasar. Terlihat seorang lelaki dengan rambut dan penampilannya yang berantakan datang dengan napas tersengal-sengal. “Seohyun!” Kyuhyun berlari mendekati kasur Seohyun. Wajahnya terlihat frustasi, lagi-lagi Seohyun berhasil membuat lelaki ini hampir gila dan kehilangan kewarasannya. Saat mendengar berita dari Ibu Seohyun, Kyuhyun seperti dihantam batu besar, dia merasa bumi berhenti berputar pada saat itu, pikirannya buntu. Walaupun dia sudah sering mengalami kejadian ini, tetapi itu tidak membuatnya terbiasa. Dan sekarang setelah melihat keadaan gadisnya ternyata tidak membuatnya lebih baik. Hatinya tetap sakit melihat gadisnya terkulai lemah di atas kasur dengan selang infus di tangannya dan selang yang masuk ke hidungnya. Tubuh gadisnya semakin kurus, matanya semakin sayu dan mukanya benar-benar pucat. Ibunya segera berdiri dan berjalan keluar kamar, memilih membiarkan Seohyun dan Kyuhyun berdua. Kyuhyun segera memegang tangan Seohyun erat, air matanya turun dengan sendirinya. Tangan sebelah kanan Seohyun mengelus rambut Kyuhyun pelan. Kyuhyun semakin mempererat genggaman tangannya dan membiarkan tangisnya pecah. Seohyun ikut menangis melihat keadaan lelaki di hadapannya. “Gwenchana?” Kyuhyun  bertanya sambil terisak. Pertanyaan bodoh memang, siapa yang merasa baik-baik saja dengan penyakit sialan yang siap membawanya pergi kapan saja? Seohyun hanya mengangguk sambil tersenyum, mencoba bersikap tenang, berharap setidaknya sikap itu bisa sedikit memberi perasaan lega untuk Kyuhyun. Kyuhyun duduk –masih dengan tangannya yang menggenggam tangan sebelah kiri Seohyun erat–, setelah menghentikan tangisannya tadi, Kyuhyun melepas tangan sebelah kanannya dan mengelus rambut Seohyun sambil tersenyum pelan. Mereka tidak butuh banyak kata untuk berkomunikasi. Perasaan Seohyun dengan mudah tersalurkan kepada Kyuhyun, begitu pula sebaliknya. Tiba-tiba Kyuhyun mengeluarkan suaranya dan bernyanyi. Dia menyanyikan lagu Daniel Beddingfield – If You’re Not The One. Suaranya yang merdu menggema dengan lembut di kamar Seohyun. Seohyun diam, memejamkan matanya, mencoba meresapi semua kata-kata yang keluar dari mulut Kyuhyun. Air matanya jatuh perlahan. Ia tidak dapat menahan rasa harunya. Kenapa Seohyun bisa membiarkan lelaki ini memasuki kehidupannya begitu jauh? Hal ini semakin membuat Seohyun sulit melepas lelaki di hadapannya. Kenapa lelaki ini bisa begitu mencintai Seohyun?

Kyuhyun dan Seohyun duduk di bawah pohon tempat mereka pertama kali berdua. Pohon yang rindang itu cukup melindungi mereka berdua dari ganasnya sinar matahari yang menyengat pada hari itu. Angin berhembus pelan. Kyuhyun mengganti posisinya, sekarang dia berbaring dengan posisi kepalanya di atas paha Seohyun. Seohyun menatap Kyuhyun lalu tersenyum, rambut panjangnya menjuntai ke bawah menyentuh pipi Kyuhyun. Kyuhyun memegang rambut Seohyun lalu menciumnya pelan. Pipi Seohyun bersemu merah, dia segera menarik rambutnya dari lengan Kyuhyun dan mengikatnya. Kyuhyun tertawa pelan lalu dia memainkan jemari sebelah kiri Seohyun dengan lembut. Tangan sebelah kanan Seohyun mengelus rambut ikal Kyuhyun pelan. Keheningan menyelimuti mereka berdua, hanya terdengar suara dahan pohon yang bergoyang. Kyuhyun memejamkan matanya, dia berharap waktu bisa berhenti saat itu juga. Membiarkan mereka berdua menikmati saat-saat kebersamaan yang mungkin entah beberapa tahun kemudian bisa saja….. hilang. Seohyun mengetikkan sesuatu di handphonenya lalu memberikannya kepada Kyuhyun. Kyuhyun membacanya, ‘Oppa, kenapa oppa bisa menyukaiku?’ Kyuhyun menatap Seohyun sebentar lalu kembali menatap handphone itu. Kyuhyun membuang napasnya pelan lalu segera mengangkat kepalanya dan duduk kembali di sebelah Seohyun. “Seohyun, kau tahu, aku tidak butuh banyak alasan untuk menyukaimu. Aku tidak dapat menjabarkan satu persatu alasanku menyukaimu. Mungkin semua yang ada pada dirimu itu adalah alasanku menyukaimu. Sifatmu, senyummu, tawamu. Kau….. kau  adalah alasanku menyukaimu.” Kyuhyun menatap Seohyun sambil tersenyum. “Ah dan ralat, aku bukan sekedar menyukaimu, tapi mencintaimu.”

 

Kyuhyun menghentikan nyanyiannya dan menatap Seohyun yang kini sedang menatapnya penuh arti. Matanya basah. Kyuhyun mengusap lembut air mata Seohyun. Lalu mencium kening Seohyun cukup lama. Seohyun memejamkan matanya. Rasanya, jika dia bisa berteriak sekarang maka dia akan berteriak sekarang juga. Sebagian kesadarannya hilang entah kemana. Perasaannya meledak-ledak. Dia kembali berpikir, apakah sekarang saat yang tepat untuk menghentikan semua ini sebelum dia tenggelam terlalu jauh………?

~TBC~

Haaaaa aduuhh mudah2an reader ga kecewa dengan FF ku iniiii, aku bener2 ga PD >.< heheehe. Disini agak banyak flashback :/ kkkk~ dan apakah di part ini konflik batin Seo udh keliatan? ._. aku bingung mau ngasih edisi (?) klimaksnya gmn -___- aaa tolong doakan aku mudah2an cepet dpt ide buat klimaksnya OTL hehehe. Oh iya, aku ga bakal bosen bilang makasih buat yg udh mau baca XD makasiiihh bgt udh mau baca FF ini (dan FF lainnya) yang ancur 😀 ah iya, kalian harus denger lagu Daniel Beddingfield itu, lagunya bener2 super duper romantis XD #promosi kkkkkk~ dan maaf aku belum ada ide buat FF aku yang sebelumnya TT~TT mianhe *bow*

6

FanFiction: Please, Don’t Let Her Go (chap 1)

Title: Please, Don’t Let Her Go (chapter 1)

Cast: Seohyun and Kyuhyun.

Genre: Romance, Friendship, Family, Angst.

Type: Series

Summary: Tuhan, tolong berikan dia waktu yang lebih lama lagi untuk bersamaku.

Author: CK93

Cuaca di kota Seoul pada pagi hari ini begitu dingin, mengingat memang sekarang sedang musim dingin disana. Seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya karena hawa dingin yang menusuk. Dengan bersusah payah gadis itu membuka matanya, dan saat membuka mata, dia melihat seorang lelaki

–tampan– sedang tertidur di sofa di depan tempat tidurnya. Gadis itu tersenyum lembut sambil menatap lelaki di hadapannya. Gadis itu hanya diam, menatap pria itu, entah sudah berapa lama, sampai akhirnya sang pria terbangun. Saat terbangun, sang pria menatap wanita di hadapannya dengan kaget. “Seohyun, kau sudah bangun? Ada yang sakit tidak?” pria itu berjalan menghampiri wanita itu dan menatap wanita di hadapannya penuh dengan kekhawatiran. Gadis itu –Seohyun– hanya menatapnya, lalu menggeleng, dan tersenyum. Pria itu menghembuskan napasnya dan tersenyum lega mendapati gadisnya ternyata baik-baik saja. “Mau sarapan? Aku panggilkan ibu mu dulu ya.” Sang pria berkata sambil berjalan keluar, tapi Seohyun menarik lengan pria itu lalu menggeleng. Pria itu hanya menghembuskan napasnya –lagi– dan menarik kursi kayu kecil di samping tempat tidur Seohyun lalu duduk. Seohyun melepaskan genggaman tangannya dari pria itu dan menatap keluar jendela kamarnya. Sang pria mengikuti tatapan Seohyun keluar jendela. Jendela kamar itu terlihat berembun dan memang salju sedang turun. Tidak terlihat burung-burung yang berkicauan di luar sana. Seohyun menghela napasnya, panjang. Sang pria hanya tersenyum kecil dan membetulkan letak selimut Seohyun. “Sedang musim dingin dan salju sedang turun sekarang, burung-burung pasti malas keluar dan lebih memilih diam di sarangnya, Seohyun.” Sang pria berkata seolah-olah mengetahui apa yang sedang dipikirkan gadisnya. Seohyun hanya mengalihkan pandangannya dan mengangguk kecil. Raut wajahnya terlihat sedih. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke kamarnya lalu terdengar suara pintu yang terbuka. Terlihat seorang wanita yang sudah cukup tua, dengan celana kain dan cardigan putih yang menutupi tubuhnya dan rambut keritingnya yang terlihat sudah ditumbuhi uban sedikit. “Seohyun? Kyuhyun? Kalian sudah bangun?” sang wanita tua itu –yang diyakini adalah ibunya Seohyun– terlihat kaget melihat Seohyun dan pria itu –Kyuhyun– ternyata sudah bangun. “Ah, ahjumma, selamat pagi.” Kyuhyun segera berdiri dan membungkukan tubuhnya. Seohyun hanya tersenyum menatap ibunya. “Ah, Kyuhyun, tidak perlu bersikap terlalu formal seperti itu. Kau sudah kuanggap anak sendiri.” Sang ibu berkata sambil mengibas-ngibaskan tangannya dan tersenyum, “Ah iya, eomma sudah menyiapkan sarapan. Kalau kalian ingin sarapan, turun saja ke bawah ya.” Sang ibu pun segera pergi dari kamarnya dan menutup pintu kamar itu. “Aku ambilkan dulu sarapanmu ya, kita makan sama-sama saja disini.” Kyuhyun tersenyum lembut dan segera meninggalkan kamar itu. Kamar itu tidak besar, tapi terasa nyaman. Tembok putihnya yang dihiasi oleh berbagai foto Seohyun bersama teman-temannya dan keluarganya lalu terlihat ada beberapa poster tertempel disana. Di sudut kamarnya terdapat lemari baju dan disebelahnya terdapat meja belajar kecil lengkap dengan buku-bukunya yang bertumpukan. Lantai kayu dan jendela yang cukup besar dengan gorden putihnya membuat suasana kamar itu semakin nyaman. Seohyun menatap ke luar jendela lagi. “Tidak terasa sekarang sudah musim dingin lagi. Sudah berapa lama ya aku tidak jalan-jalan keluar? Cih, Membosankan.” Pikirnya. “Seohyun ini sarapanmu.” Suara Kyuhyun cukup membuat Seohyun kaget dan tersadar dari lamunannya. Seohyun menatap Kyuhyun yang sedang membawa nampan berisi dua buah mangkuk kecil dan dua buah gelas. “Ayo makan dulu. Mau disuapi?” tawar Kyuhyun. Seohyun hanya menggeleng lalu mengambil mangkuk miliknya. Kyuhyun pun segera menaruh nampan kecil itu di meja kecil di samping sofa. Seohyun berusaha membetulkan posisi duduknya, Kyuhyun yang melihat Seohyun cukup kerepotan itu segera membantunya. Seohyun tersenyum menatap Kyuhyun. Dia benar-benar merasa beruntung memiliki kekasih seperti Kyuhyun yang mau menerima dirinya apa adanya. Dia tahu dia sudah sangat merepotkan Kyuhyun selama 4 tahun ini. Seohyun pernah menyuruh Kyuhyun pergi dari hidupnya, tetapi lelaki itu tidak putus asa, dia malah semakin menyayangi Seohyun. Padahal di luar sana masih banya wanita yang lebih cantik dari Seohyun dan tentu saja……. Normal. Kedua orang itu akhirnya memakan sarapannya dalam diam. Sesekali Kyuhyun memperhatikan wanita di depannya sambil tersenyum kecil.

~~

            Kyuhyun baru saja pulang dari rumah Seohyun dan berniat untuk beristirahat. Sesampainya di rumahnya, dia segera menaruh kunci mobilnya di meja ruang tengah. Saat sedang berjalan menaiki tangga rumahnya, langkahnya terhenti oleh teriakan seorang wanita. “Kyuhyun? Dari mana saja kau?!” wanita itu berteriak. Kyuhyun segera membalikan badannya. Terlihat seorang wanita tua dengan rambut yang diikat  lalu memakai dress berwarna hitam ditutup dengan cardigan berwarna merah gelap. Terlihat raut kekesalan di wajah wanita tua itu. Wajahnya cukup galak dengan alis yang agak terangkat dan matanya yang agak sipit. Kyuhyun mendengus kesal, lalu berjalan ke atas lagi, menghiraukan perkataan wanita tua itu. “Kyuhyun! Jawab ibumu! Dari mana kau?” wanita itu berteriak lagi sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Kyuhyun membalikan badannya, “Untuk apa eomma tahu aku pergi kemana? Itu bukan urusan eomma! Eomma urus saja bisnis eomma itu!” Kyuhyun berteriak lalu segera melangkahkan kakinya lagi. “Ah, eomma tahu. Kau pasti baru saja pergi menemani wanita cacat itu kan?” langkah Kyuhyun terhenti oleh perkataan eommanya. Dia mengepalkan tangannya kuat. Terlihat jelas raut kekesalan di wajahnya. Dia membalikan tubuhnya –lagi–, dia merasa eommanya benar-benar keterlaluan. “Eomma! Jangan pernah berkata seperti itu! Dia. Tidak. Cacat!” Kyuhyun meluapkan semua amarahnya. Ibunya tersenyum sinis, “Dia tidak cacat? Lalu apa bedanya bisu dengan cacat?!” ibunya kembali berteriak. Kyuhyun terdiam sebentar, kaget dengan perkataan ibunya. Ia mendengus kesal, “Jangan pernah campuri urusanku lagi. Jangan pernah kau atur kehidupanku. Tidak cukupkah kau membuat appa menderita?” Kyuhyun berkata sambil mengepalkan kedua tangannya. Ibunya kaget dengan perkataan Kyuhyun. Tanpa pikir panjang dia melayangkan sebelah tangannya dan menampar Kyuhyun. Kyuhyun kaget dengan perlakuan ibunya nya. Dia memegang sebelah pipinya yang terasa berdenyut karena tamparan ibunya itu. “Huh. Sudah puaskah kau eomma?” Kyuhyun berkata sambil mencibir, dia membalikan tubuhnya dan berjalan ke kamarnya meninggalkan ibunya yang masih terdiam dan hampir menangis.

~~

            Kyuhyun menutup pintu kamarnya dengan keras sehingga menimbulkan suara bedebam kecil. Dia segera membuka jaketnya lalu melemparnya ke sembarang tempat dan segera merebahkan diri di kasurnya. Dia menghela napas panjang. Keluarganya memang berantakan. Ibunya yang sibuk dan lebih mementingkan pekerjaannya, dan hal itulah yang menyebabkan ayahnya memilih bercerai dan meninggalkan dia dan ibunya. Pikiran Kyuhyun kembali tertuju pada gadisnya. Ibunya memang sudah berbicara keterlaluan tadi. Gadis itu… Seohyun… memang berbeda dari gadis lainnya. Dia bisu, dan Kyuhyun menerima kekurangan itu, tetapi ada satu hal yang membuatnya takut, takut gadis itu akan pergi meninggalnya, takut penyakit itu…… kanker otak akan pergi membawa gadisnya.

            Seorang gadis terlihat tertidur pulas di bawah pohon besar. Wajahnya tertutupi dengan buku. Ternyata pemandangan itu cukup menarik perhatian Kyuhyun. Kyuhyun yang semulanya sedang berjalan santai itu tiba-tiba merasa tertarik untuk mendekati gadis itu. Kyuhyun pun berjalan dengan pelan dan berjongkok di samping gadis itu. “Aneh sekali, kenapa ada yang tertidur disini? Tempat ini kan sangat sepi.” Kyuhyun bergumam sendiri. Dia duduk di sebelah gadis itu dan menyenderkan punggungnya di pohon itu. Dia diam, memejamkan matanya, meraskan semilir angin yang membelai wajahnya lembut. Perlahan dia membuka matanya, dan terlintas sebuah ide di otaknya. Dia menggerakkan tangannya perlahan, lalu mengambil buku yang menutupi wajah gadis itu. Dia terpaku dengan pemandangan di depannya. Wajah gadis itu ternyata benar-benar…. Cantik? Kulitnya yang putih pucat, pipinya yang bulat dan bibirnya yang tipis dan sedikit merah lalu rambut panjangnya yang tergerai bebas itu benar-benar seperti boneka. Kyuhyun terus menatap wanita di hadapannya itu tanpa berkedip sedikit pun. Perlu kalian tahu, Kyuhyun pun menahan napasnya saat itu. Ia merasa waktu berhenti pada saat itu juga. Tiba-tiba ada angin yang berhembus kencang dan membuat wanita itu tersadar dari tidurnya. Dengan perlahan wanita itu membuka matanya dan kaget melihat ada seorang lelaki sedang menatapnya, dalam. Gadis itu membelalakkan matanya dan segera duduk. Kyuhyun segera tersadar dari lamunannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sang gadis menatap lelaki di sebelahnya, lalu merebut bukunya yang sedang di pegang lelaki itu dengan kasar. Gadis itu pun segera beranjak dari tempatnya dan mengambil barang-barangnya yang berserakan. Saat Kyuhyun baru saja membuka mulutnya, gadis itu sudah terlanjur berlari dari hadapannya.

 

            Keeseokan harinya Kyuhyun segera kembali ke tempat itu, tetapi dia tidak melihat gadis kemarin. Kyuhyun menghela napasnya dan berjalan lagi dengan langkah gontai. Entah kenapa dia benar-benar merasa tertarik dengan wanita itu. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikirannya. Dia segera berlari mencari sahabatnya, Donghae.

 

            Setelah beberapa hari kemudian, dia baru tahu nama gadis itu adalah Seo Joo Hyun atau dipanggil Seohyun. Dia satu angkatan di bawahnya dan mengambil jurusan seni musik. Keluarganya sederhana, tidak kaya, tetapi tidak miskin juga. Dengan semangat dia melangkahkan kakinya menuju kelas Seohyun. Saat sampai di kelasnya Seohyun, gadis-gadis di kelas itu menatap Kyuhyun kaget. Ternyata Kyuhyun itu cukup terkenal di kampusnya. Wajahnya yang tampan, keluarganya yang kaya, dan otaknya yang pintar itu membuat para gadis di kampusnya memujanya. Tiba-tiba ada dua orang gadis menghampirinya. “Sunbae, ada apa kesini?” Tanya salah seorang gadis yang rambutnya diikat satu. Kyuhyun menatap gadis itu sekilas lau bertanya, “Bisa kau panggilkan Seohyun?” kedua gadis itu hanya saling pandang mendengar perkataan Kyuhyun. Kedua gadis itu mengangguk dan segera menghampiri Seohyun yang sedang duduk di mejanya sambil membaca buku. Seohyun menatap Kyuhyun sekilas, lalu berdiri dan membungkukan badannya sebagai ucapan terimakasih kepada kedua wanita itu. Seohyun berjalan ke arah Kyuhyun sambil membawa sebuah buku yang cukup besar. Kyuhyun tersenyum saat Seohyun sudah ada di hadapannya. “Hai.” Kyuhyun menyapa Seohyun singkat, Seohyun hanya membungkukan kepalanya sebagai jawabannya. “Kau tidak kenal aku?” Tanya Kyuhyun. Seohyun hanya menggeleng dan menatap Kyuhyun polos. “Ah, aku kira aku cukup populer di kalangan para wanita.” Kyuhyun berkata sambil tertawa kecil. Seohyun hanya menatap Kyuhyun aneh. Kyuhyun yang tersadar dengan tatapan Seohyun akhirnya berdehem dan sadar dia sudah bertingkah aneh. “Ah, maaf. Aku Cho Kyuhyun, aku satu angkatan di atasmu dan aku mengambil jurusan matematika.” Kyuhyun memperkenalkan dirinya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan sebelah kanannya. Seohyun hanya menatap uluran tangan Kyuhyun. “Kau?” Tanya Kyuhyun masih dengan tangannya di depan Seohyun. Seohyun tidak membalas uluran tangan Kyuhyun dan malah membuka buku yang dipegangnya dan menulis seuatu. Kyuhyun menatapnya bingung. Tak lama, gadis itu menunjukan tulisan di bukunya ‘Aku Seo Joo Hyun. Ada apa sunbae kemari?’ Kyuhyun yang sadar tangannya diabaikan itu hanya menatap Seohyun bingung. ‘Ada apa dengan gadis ini’ pikirnya. “Ah tidak. Kau sudah lupa padaku? Waktu itu kan kita pernah bertemu.” Jawab Kyuhyun sambil memamerkan sederetan giginya. Seohyun kembali menulis. Kyuhyun membaca tulisan itu, ‘Kapan?’ Kyuhyun terlihat kecewa, ternyata gadis di hadapannya itu tidak ingat dengannya. “Waktu itu saat kau tertidur di taman belakang bangunan tua.” Jawab Kyuhyun. Seohyun terlihat berpikir sebentar, lalu tak lama terlihat ekspresi terkejut dari wajahnya. Mulutnya membentuk huruf ‘O’ Seohyun segera membungkukan badannya sebagai permintaan maaf. Kyuhyun hanya tertawa, “Hahaha. Sudahlah santai saja. Ah iya, kenapa kau tidak berbicara langsung saja? Apa kau malas berbicara denganku?” Tanya Kyuhyun memelas. Seohyun terlihat kaget mendengar perkataan Kyuhyun, lalu dia kembali menulis di bukunya. Kyuhyun membacanya, ‘Sunbae tidak tahu? Aku… bisu.’ Kyuhyun jelas kaget membaca tulisan di hadapannya itu. Kenapa dia baru tahu jika Seohyun itu bisu? Seohyun dengan jelas bisa melihat keterkejutan dari wajah Kyuhyun. Kyuhyun terlihat salah tingkah dan segera membungkukan badannya. “Maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu.” Seohyun hanya tersenyum, lalu menulis lagi ‘Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa kok.’ Kyuhyun benar-benar merasa tidak enak pada Seohyun. Dia berpikir sebentar, lalu menjentikkan jarinya. “Ah, sebagai permintaan maafku, bagaimana kalau nanti aku mentraktirmu makan ice cream? Nanti aku akan menjemputumu kesini.” Kyuhyun bertanya sambil tersenyum lembut. Seohyun berpikir sebentar, lalu segera menulis ‘Maafkan aku sunbae. Aku tidak bisa. Aku harus mengerjakan tugasku. Tugasku menumpuk. Maafkan aku sunbae’ Kyuhyun mendesah kecewa. Dia menundukan wajahnya sebentar lalu kembali menatap Seohyun. Terlihat rasa bersalah di wajah Seohyun. Kyuhyun yang merasa tidak enak pada Seohyun akhirnya tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa. Masih bisa lain kali.” Seohyun tersenyum lega mendengar jawaban Kyuhyun. “Ah, sebentar lagi sepertinya dosenku akan datang. Baiklah. Senang berkenalan denganmu Seohyun-ssi. Sampai bertemu nanti.” Kyuhyun berkata sambil tersenyum lalu berjalan sambil melambaikan sebelah tangannya. Seohyun tersenyum lalu membungkukan tubuhnya.

 

            Sejak saat itu, Kyuhyun terus berusahan mendekati Seohyun. Butuh perjuangan keras bagi Kyuhyun untuk sekedar menjadi teman Seohyun. Gadis itu ternyata sulit ditebak dan tidak mudah didekati. Seohyun orang yang agak menarik diri dari pergaulan. Dia tidak memiliki sahabat dekat di kampusnya. Dia tahu teman-temannya agak canggung untuk mengobrol dengannya, tapi Kyuhyun benar-benar tidak pantang menyerah. Kyuhyun memilih tidak mau melepaskan gadis itu. Karena gadis itu terlihat rapuh sekali di mata Kyuhyun. Sikapnya yang selalu terlihat kuat di depan orang lain dan tidak mau merepotkan orang lain benar-benar membuat Kyuhyun tersentuh.

 

            Sore hari itu, Kyuhyun sedang berjalan di daerah kampusnya. Dia berniat mengumpulkan tugasnya. Saat sedang berjalan tiba-tiba saja handphone di sakunya bergetar. Kyuhyun segera menghentikan langkahnya dan mengambil handphonenya. “Seohyun’s mom” itu lah nama yang tertera di layar handphonenya. Kyuhyun segera menjawab teleponnya. “Yoboseo ahjumma? Ada apa meneleponku?” Kyuhyun bertanya bingung. “Kyu, apakah kau sedang bersama Seohyun?” suara di seberang sana terdengar khawatir. “Eh? Tidak ahjumma. Ada apa memangnya?” Kyuhyun mulai merasa penasaran. “Seohyun belum pulang Kyu, ahjumma takut ada apa-apa dengannya.” Suara di seberang sana sekarang benar-benar terdengar panic. “Eh?! Baiklah, aku akan segera mencarinya ahjumma. Ahjumma tidak usah khawatir ya.” Kini sekarang suara Kyuhyun yang terdengar panik. Pikrannya benar-benar kalut. “Baiklah. Terimakasih sudah mau membantuku Kyu.” “Iya, sama-sama ahjumma. Aku akan mencarinya sekarang.” Kyuhyun segera mematikan sambungan teleponnya dan memasukkan handphonenya ke dalam sakunya. Kemana gadisnya pergi? Kyuhyun menatap jam tangannya, dan melihat waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Hari semakin gelap dan cuaca semakin dingin. Salju sudah menumpuk di jalanan. Kyuhyun terus mencari ke semua tempat yang dia tahu, tapi hasilnya nihil. Pikirannya benar-benar sudah berantakan sekarang, dia terus berlari, mengacak rambutnya frustasi. Sampai dia melihat ke sebuah taman di dekat umah Seohyun. Terdapat gundukan salju disana, dan dia melihat……..

~TBC~

            Ya ampun astaga ini tuh fail banget. Ancuuurrrr -_____- aku tau cerita ini pasti pasaran –banget– dan pasti udh ketebak T_T faiiilllll -_-v maaf banget bikin semuanya kecewa dengan FF ini, mudah2an ga ada yg eneg bacanya :s hehehe. Dan terimakasih buat yang udh mau baca FF yang hancur lebur ini ;__; kalo ada yg jelek atau kurang comment aja ya, buat masukkan ke depannya 😀 sekali lagi makasiiihh ^^